Lokasi: Bontang-Kalimantan Timur
Luas lahan:200m2
Luas bangunan 100m2
Selesai dibangun: Juli 2006
Konsultan Arsitektur: atelier riri
Arsitek: novriansyah yakub
Sebelum menerima tawaran untuk merenovasi rumah ini, saya sama sekali buta akan kondisi lokasi tapak serta klimatologi dari lingkungan di kota Bontang. Walaupun pernah sempat empat tahun saya tinggal disana tetapi tidak terbersit memori akan kondisi lingkungan disana. Yang saya tahu pasti cuma suhu udara yang lebih lembab dan panas dibanding di Jakarta.
Dengan berbekal denah awal dan informasi tapak serta pengetahuan tentang topografi yang seadanya, saya mulai menganalisa kebutuhan fungsi ruang dengan konsep yang akan dibentuk untuk memaksimalkan fungsi bangunan si pemilik. Pendekatan yang saya lakukan dalam merancang rumah ibu beranak satu ini sama dengan yang lain, yaitu pendekatan sosial, dengan mengajak si pemilik untuk bersama-sama membentuk lingkungan binaannya sendiri dengan menggabungkan sisi fungsi, struktur dan estetika bangunan yang akan dicapai. Kebutuhan, kebiasaan dan peseharian si pemilik diterapkan dalam mengolah pola ruang agar berfungsi secara maksimal.
Bangunan awal hanya 54m2, penambahan ruang semata-mata hanya untuk memperluas ruang gerak dan memberikan sirkulasi alami yang maksimal ke dalam bangunan. Ruang tidur hanya ditambah untuk si pembantu yang memiliki akses penuh kedalam rumah, jadi dibuat ruang tidur yang terintegrasi namun memiliki pencapaian yang mudah menuju area servisnya. Ruang tidur utama ditambah luasannya dengan kombinasi dengan ruang kerja serta kamar mandi di dalam kamarnya.
Konsep bangunan modern ini sederhana saja. Membuat sirkulasi silang dengan taman kering di belakang tapak sebagai bukaan kedua serta bukaan-bukaan lebar pada jendela dan pintu agar rumah terasa sejuk meskipun ruangnya tanpa AC.
Material kayu sangat murah dibanding material lainnya di negeri ini (khususnya kayu ulin yang notabene memiliki kekerasan yang cukup untuk merespon segala bentuk cuaca), tidak ada salahnya saya memanfaatkan material ini untuk mendominasi setiap ruangan. Yang pertama, sebagai kusen, kedua sebagai lantai ruang tidur dan teras, dan yang ketiga saya menerapkan papan kayu ulin yang disusun membentuk dinding di depan kolam (reflecting pool). Dinding kayu sebagai secondary skin dapat meredam panas yang menyinari dinding di pagi hari sekitar pukul 10 pagi ( matahari sudah cukup panas di kota Bontang).
Selanjutnya, untuk kulit bangunan permainan massa kotak ditambah warna aksen merah di tutup dengan atap pelana memberikan kesan dinamis dari si pemilik yang memiliki pola hidup yang simple dan enerjik. Kemudian di luar tapak depan selain vegetasi rumput sebagai “paru-paru” kota, saya menambah reflecting pool untuk mengimbangi suhu udara luar yang panas agar ruang keluarga berjendela besar ditengah bangunan terasa lebih sejuk dan nyaman.