Mengapa saya memilih berarsitektur? Arsitektur seperti apa yang ingin saya wujudkan? Kira-kira pertanyaan-pertanyaan inilah yang coba Atelier Riri jawab saat berbicara di depan mahasiswa arsitektur Universitas Pancasila, dalam acara “Bedah Kamar”. Acara ini adalah event bulanan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur, Universitas Pancasila, yang bertujuan untuk memberi wadah untuk saling berbagi pengalaman dan ilmu, antar mahasiswa dan alumni.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, Novriansyah “Riri” Yakub (Atelier Riri) mengawali dengan menyebut tiga nama arsitek, yang cukup berpengaruh dalam perjalanan berarsitekturnya.
Tadao Ando, meski sama sekali tidak memperoleh pendidikan formal di bidang arsitektur, arsitek asal Osaka, Jepang, ini mampu menjadi arsitek yang luar biasa. Terbukti dengan beragam penghargaan yang sudah dikantonginya. Ando membuktikan bahwa dengan kemauan kuat dan kerja keras, siapapun bisa meraih apapun yang dicita-citakannya.
Nama berikutnya adalah milik arsitek asal Malaysia, Ken Yeang. Melalui berbagai buku, Atelier Riri berkenalan dengan berbagai pemikiran dari arsitek sekaligus guru besar dan peneliti ini. Konsep sustainable architecture yang diusungnya turut mempengaruhi Atelier Riri untuk menemukan “reason architecture” nya.
Selalu arsitek kenamaan luar negeri? Tidak. Adi Purnomo, seorang arsitek Indonesia, yang selalu konsisten terhadap kontekstualitas dan fungsionalitas dalam berkarya. Mamo, panggilan akrab beliau, selalu memberikan pendekatan logis, menyesuaikan dengan kondisi nyata masyarakat sekitar.
Pertanyaan berikutnya, mengapa memilih belajar di Fakultas Arsitektur, Universitas Pancasila? Menurut Riri, apa yg diajarkan saat kuliah, sangat berguna di dunia kerja (praktik). Salah satunya adalah metode perancangan.
Dalam menjalankan profesi arsitek, ujar Riri, proses berasitektur melalui pemahaman konsep, analisis, serta sintesis mendalam di setiap proyek wajib dilakukan, untuk mendapatkan hasil maksimal.
Well, intinya keep up the good work, no matter what your goals are in this university. Di luar lebih banyak lagi orang yang mengapresiasi profesi arsitek, dibanding hanya mengejar nilai di universitas. 😉