Perkembangan teknologi yang makin canggih, sehingga kini banyak perangkat bernama depan smart, tentunya punya imbas pada seluruh aspek kehidupan umat manusia, tidak terkecuali bagi profesi arsitek. Coba kita absen dulu, berapa banyak arsitek yang tidak menggenggam smartphone sekarang ini? Kalaupun ada mungkin sedikit sekali.
Kali ini kita tidak akan membahas gadget, urusan yang satu ini kita serahkan saja pada ahlinya. Hanya ingin berbagi bagaimana teknologi membuat hubungan kerja antara arsitek dan klien menjadi lebih efisien.
Sempat beberapa kali berbincang dengan pengembang-pengembang apartemen mewah, di Jakarta dan Bali. (Bicara tentang hal ini kita harus menerima bahwa mereka masih lebih suka bekerja dengan para arsitek asing, kita bicarakan soal ini lain waktu) Para pengembang ini bercertita bagaimana kerja sama mereka dengan para arsitek ini lebih efisien, dengan adanya teknologi macam skype.
Sang arsitek yang mungkin berasal dari Thailand, Singapura, atau bahkan negara-negara Eropa dan Amerika, tidak perlu sering bolak-balik ke Indonesia kalau hanya untuk rapat dan koordinasi dengan klien, cukup ber-skype ria. Teknologi smartphone pun mempermudah komunikasi, kapan dan dimana saja, meski kebetulan tidak sedang di hadapan komputer atau membuka komputer jinjing.
Selain waktu yang lebih efisien, secara keuangan pun, para pengembang ini lebih hemat, paling tidak biaya untuk menerbangkan para arsitek tersebut bolak-balik ke Indonesia, bisa diminimalisasi. Pengiriman denah, desain, dan sebagainya pun lebih mudah dengan adanya komputasi awan (cloud computing), yang bisa mengirimkan email bahkan tidak antar komputer, melainkan langsung ke printer.
Bagi arsitek sendiri, teknologi jelas sangat memudahkan. Proses riset atau mungkin berkonsultasi dengan arsitek atau pakar lainnya, menjadi lebih mudah, praktis, dan cepat. Jadi, menyelesaikan project pun – seharusnya – lebih cepat. Teknologi juga memudahkan dalam urusan presentasi desain. Komputer tablet berlogo apel yang sedang booming, punya spesifikasi sangat bagus untuk presentasi gambar. Bobotnya lebih ringan, pengoperasiannya pun lebih mudah, presentasi jadi lebih meyakinkan.
Sayangnya, perkembangan teknologi ini bisa jadi menyusahkan juga. Mentang-mentang semua bisa serba cepat, tidak jarang klien menuntut proses kerja dipercepat, bahkan dalam waktu yang kadang mustahil.
Yah, terlepas dari untung ruginya, perkembangan teknologi jelas lebih banyak untungnya. Setidaknya untuk urusan komunikasi dan koordinasi sudah ada si teknologi smart yang sangat membantu. Arsitek bisa lebih fokus dalam menciptakan karya-karya yang luar biasa. Di era teknologi serba smart, arsitek pun harus makin smart. Setuju?
Mari lebih bersemangat!