I. PENDAHULUAN
Bercerita tentang arsitektur tidak luput dari jejak sejarah peradaban manusia. Arsitektur sebagai ruang hidup manusia selalu berkembang seiring peradabannya. Arsitektur menjadi bukti sejarah perjalanan manusia. Dari era ancient world, classic era, modern, sampai era informasi sekarang ini kebutuhan manusia semakin kompleks, seiring perkembangan inovasi dan teknologi hasil rekayasa manusia.
Kemudian era-era peradaban arsitektur manusia dikelompok dengan berbagai generasi. Hampir seluruh aspek yang mempengaruhi hidup manusia pada masing-masing era menjadi pembentuk arsitektur di jamannya masing-masing. Seperti paradigma berfikir, kepercayaan, geografis, penguasa suatu wilayah, maupun pengaruh dari inovasi teknologi
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Pada paper ini Penulis mencoba merekam perjalanan paradigma gaya dalam arsitektur dari masa ke masa. Bukti sejarah arsitektur yang membentuk karakteristik tiap jaman beserta aspek-aspek yang menjadi pengaruhnya. Era prasejarah dimana manusia masih bergantung pada alam liar hingga era postmodern dimana paradigma berasitektur berevolusi dengan eksplorasi teknologi.
Tujuan dari paper ini semata-mata untuk memberikan gambaran singkat bagaimana paradigma berasitektur berperan dalam pengembangan gaya bangunan. Bagaimana pengaruh sosial, budaya dan penguasa pada suatu wilayah menjadi pembentuk karakter bangunan.
III. KERANGKA PENULISAN
Berdasarkan maksud dan tujuan di atas, paper ini kemudian akan dimulai dengan pendeskripsian timeline dari perkembangan gaya dalam arsitektur mulai dari era prasejarah, kuno, klasik, neo klasik, modern, post modern, dan seterusnya.
IV. PREHISTORIC ARCHITECTURE (10000 BC – 3000 BC)
Disebut juga era neolitikum. Bukti-bukti sejarah bangunan terlihat di barat daya asia yaitu sekitar Syria, Iraq (8000 BC), sebelah tenggara eropa (7000 BC), dan eropa tengah (5500 BC).
Masyarakat neolitikum di Syria dan sekitarnya merupakan tukang bangun yang hebat. Bangunan sudah disusun dari batu bata tanah liat. Bahkan rumah tinggalnya pun sudah dilapis dan dilukis seperti gambar manusia dan binatang.
V. ANCIENT ARCHITECTURE (3000 BC – 373 AD)
Bermula ketika manusia di dunia sudah mengenal Tuhan, iblis ,dan malaikat. Tuhan dianggap sebagai sesuatu yang solid. Semua aspek keseharian manusia selalu dihubung-hubungkan dengan unsur yang supranatural dan bertujuan sebagai perwujudan regenerasi, musim, siang, dan malam.
Ancient world banyak didapat di sekitar Mesir (Ancient Egyptian Architecture), Yunani (Greek), Babilonia & Assyria, Inca, Mayam Persia, Romawi, dan Sumeria.
a. Ancient Egyptian Architecture
Sungai Nil yang menjadi sumber peradaban manusia di Mesir Kuno. Di sekitar sungai Nil juga kemudian terdapat beberapa bukti sejarah arsitektur berupa monumen Piramida. Antara lain Great Pyramid of Giza dan Great Sphinx of GIza.
Bangunan arsitektur di Mesir Kuno ini terbuat dari bata tanah liat dan batu. Batu biasanya banyak digunakan pada pemakaman dan kuil, sementara bata digunakan untuk istana dan benteng kuil serta kompleks kota. Rumah tinggal di Mesir Kuno dibuat dari tanah liat yang dikeringkan yang diambil dari sungai Nil.
Namun sekarang banyak kota dari zaman Mesir Kuno yang sudah musnah karena letaknya disisi sungai Nil, karena sungai Nil membanjiri kota-kota tersebut seiring waktu.
Eksterior dan interior dinding diselimuti oleh hieroglyphic (tulisan Mesir Kuno) dan pahatan yang dicat dengan warna-warna cantik. Motif dari ornamen bangsa Mesir adalah sebuah symbol, seperti scarab, kumbang. Motif yang umum juga seperti daun palem, tanaman papyrus, dan bunga lotus.
b. Ancient Greece Architecture
Bangunan arsitektur musnah di Yunani sekitar abad 1200 BC. Namun sejak bangunan di Yunani periode kolonial (8-6 BC) terbuat dari kayu, bata, dan tanah liat tidak terdapat jejaknya. Material kayu sudah dibentuk menjadi balok, plaster dibuat menjadi sink dan bathtub. Batu kapur dan marbel untuk kolom dan dinding, serta perunggu sebagai dekorasi bangunan.
Sama halnya dengan lukisan dan patung, arsitektur Yunani adalah paruh pertama era klasik antik. Arsiteknya adalah tukang yang bekerja pada orang kaya. Tidak ada perbedaan antara buatan manusia dan kontraktor. Arsiteknya membangun bangunan, menyewa pekerja dan tukang (pematung) yang membangunnya. Meski para arsitek tidak dikenal sebelum abad ke-5. Arsitek seperti Iktinos yang mendesain Parthenon, kini dikenal sebagai arsitek jenius.
Format bangunan Yunani Kuno yang masih bertahan contohnya seperti Parthenon dan Hephaesteum di Athena. Rata-rata bangunan berbentuk kotak dan terbuat dari batu. Marbel adalah salah satu material mahal di Yunani karena kualitas marbel terbaik berasal dari Gunung Pentelicus di Attica.
Bangunan kotak biasanya dikelilingi oleh kolom di keempat sisinya. Hanya kuil yang banyak diketahui tersisa dari bentuk bangunan publik di Yunani. Terdapat dua gaya utama dari arsitektur bangunan Yunani Kuno. Yaitu Doric dan Ionic. Gaya Doric banyak digunakan di daratan Yunani. Gaya Doric lebih formal sedangkan gaya Ionic lebih luwes dan dekoratif. Ornamen lainnya adalah Corinthian yang terbentuk dari modifikasi gaya Ionic.
c. Inca Architecture
Arsitektur Inca adalah bukti sejarah arsitektur pre-Columbia di Amerika Selatan. Bangsa Inca mewarisi bukti keberadaannya di Tiwanaku abad ke-2 BC kini Negara Bolivia.
Bangunan zaman Inca cirinya terbuat dari susunanbatu. Kota Hilang Machu Pichu di atas bukit Peru adalah warisan sejarah terbesar dari Arsitektur Inca. Komplek bangunan yang diperkirakan berdiri sekitar 1460 dibangun dari dinding batu.
Selain arsitektur, bangsa Inca juga sudah mengenal agrikultur, konstruksi jalan dan jembatan tali.
d. Maya Architecture
Arsitektur bangsa Maya sama unik dan spektakulernya dengan Mesir Kuno dan Yunani dan Romawi Kuno. Bangsa Maya dikenal memiliki piramida dari era Pre-klasik.
Bangsa Maya juga banyak menyusun bangunannya dengan batu. Salah satu bangunan yang dibuat dari batu adalah podium untuk upacara ritual keagamaan. Bangunan lainnya adalah Piramida dengan atap sisir yang cukup berperan dalam keagaaman bangsa Maya. Bangsa Maya juga dikenal sudah mengenal astronomi, terumata bulan dan planet venus.
e. Persian Architecture
Arsitektur di Persian (Iran) dimulai dari sejak 5000 BC sampai sekarang. Dengan karateristik yang tersebar dari Syria sampai India Utara dan pinggiran Cina. Bangunan Persia beraneka ragam dari gubuk petani sampai kedai the dan taman pavilion sampai istana.
Bangunan di Persia bukan sesuatu yang sepele, bahkan taman dari pavilion harus punya wibawa dan ekspresif. Material yang banyak didominasi oleh tanah liat. Bentuk bangunan sendiri tidak mengindahkan simbol geometri. Mengadaptasi bentuk murni dari lingkaran dan persegi. Denah biasanya simetris dengan taman persegi dan hall.
Menurut sejarahnya, arsitektur Persian juga berkembang dan terbagi atas Pre-Islamic Architecture dan Post-Islamic Archtecture.
f. Roman Ancient Architecture
Arsitektur Romawi Kuno banyak mengadaptasi gaya Arsitektur Yunani. Kedua gaya tersebut disadari menjadi dasar dari arsitektur klasik. Namun, elemen sosial seperti kemakmuran, populasi yang besar dalam kota memaksa Romawi Kuno mencari arsitektur baru sebagai solusi dari masalahnya. Politik propaganda juga membuat bangunan-bangunan harus dibuat menarik seperti ruang publik. Romawi Kuno menggunakan lengkungan, dome, dan penemuan beton sebagai material pada bangunan publiknya. Bangunan juga banyak dipengaruhi oleh dorongan keagamaan seperti Pantheon. Salah satu bangunan yang cukup impresif adalah amphitheatres the Colosseum di Roma. Fungsinya sebagai tempat kontes Gladiator dan sarana berkumpul rakyat dan penguasa.
Bangsa Romawi Kuno sudah membuat berbagai macam inovasi bangunan seperti, permukiman, bangunan publik, mercu suar dan inovasi material. Inovasi material di era Romawi Kuno dimulai abad 1 BC dengan menemukan beton. Sehingga memungkinkan untuk merangkai bangunan lengkung dan dome. Semua bangunan di abad Romawi Kuno ini dijabarkan oleh Vitruvius dalam tulisan pertamanya di abad 1 AD dalam bukunya De Architectura.
g. Sumerian Architecture
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang tinggal di daerah Mesopotamia (Irak) dari abad 4 BC sampai 3 BC. Di Sumeria sudah ditemukan perencanaan tata kota, courtyard house, dan Ziggurats (bangunan terbuat dari susunan bata). Bangsa Sumeria sangat peduli dengan keberadaan tukang bangunan. Arsitektur Sumeria adalah dasar dari peradaban arsitektur yang berkembang kemudian di sekitar Timur Tengah.
Bangunan di Sumeria menggunakan bata lempung sebagai material utama. Selain itu di Sumeria sudah memiliki desain tata kota, arsitektur rumah tinggal, arsitektur bangunan umum (tempat ibadah), Kuil, Istana, dan arsitektur lansekap.
VI. CLASSICAL ARCHITECTURE (800 BC – 1750 AD)
Era ini manusia semakin mendalami arsitektur dari tiga aspek dasar. Yaitu firmitas (kekuatan), utilitas (kegunaan atau fungsi), venustas (keindahan) . Namun lebih dominan pada unsur-unsur keindahan, di mana estetika harus terukur dan disertakan dengan teori-teori seperti proporsi, ritme, simetri, harmoni, geometri dan ornamentasi yang menjadi pedoman.
Era ini ditandai oleh perkembangan arsitektur Yunani dan Romawi kuno diawal abad 800 BC – 1750 AD. Sebelumnya memang beberapa ahli menyatakan era klasik di Yunani dan Romawi sudah berkembang pada abad kuno.
Pada dasarnya gaya Klasik bisa dilihat di era post-renaissance di eropa di mana elemen dari arsitektur klasik sudah dapat diterima dalam konteks arsitektur yang radikal yang kemudian dibangun. Bentuk khas dari arsitektur klasik adalah Doric, Ionic, dan Corinthian yang sangat bermakna dalam sejarah “gaya” di tahun 5 BC, yang menjadi tradisi dan ditiru terus menerus sampai sekarang.
Gaya Klasik memiliki karakter dan detail yang dapat dikenali dari bentuk kolom dengan capital (kepala), entablature, architrave, frieze, dan kornice.
a. Classical Greece Architecture
Bangunan arsitektur musnah di Yunani sekitar abad 1200 BC. Keberadaannya sejak bangunan Yunani periode kolonial (8-6 BC) yang terbuat dari kayu, bata, dan tanah liat sampai tidak terdapat jejaknya. Material kayu sudah dibentuk menjadi balok, plaster dibuat menjadi sink dan bathtub. Batu kapur dan marbel untuk kolom dan dinding, serta perunggu sebagai dekorasi bangunan.
Sama halnya dengan lukisan dan patung, arsitektur Yunani dimulai pada paruh pertama era klasik-antik. Arsiteknya adalah para tukang yang bekerja pada orang-orang kaya. Tidak terlihat perbedaan antara buatan manusia dan kontraktor. Arsiteknya pun membangun bangunan, menyewa pekerja dan tukang (pematung) yang membangunnya. Meski para arsitek tidak dikenal sebelum abad ke-5. Arsitek seperti Iktinos yang mendesain Parthenon, kini dikenal sebagai arsitek jenius.
Format bangunan Yunani Kuno yang masih bertahan contohnya seperti Parthenon dan Hephaesteum di Athena. Rata-rata bangunan berbentuk persegi simetris dan terbuat dari batu. Marbel adalah salah satu material mahal di Yunani karena kualitas marbel terbaik berasal dari Gunung Pentelicus di Attica.
Tipologi bangunan Yunani kuno yang persegi biasanya dikelilingi oleh kolom di keempat sisinya. Namun hanya kuil yang banyak diketahui tersisa dari bentuk bangunan publik di Yunani. Bangunan berpedoman pada prinsip proporsi yang dikenal dengan “Golden Section” yang berasal dari konsep Pythagoras. Golden Section memiliki sifat aljabar dan geometris .
Terdapat dua ciri gaya utama dari arsitektur bangunan Yunani Kuno. Yaitu Doric dan Ionic. Gaya Doric banyak digunakan di daratan Yunani. Gaya Doric lebih formal sedangkan gaya Ionic lebih luwes dan dekoratif. Ornamen lainnya adalah Corinthian yang terbentuk dari modifikasi gaya Ionic.
b. Roman Architecture
Arsitektur Romawi Kuno banyak mengadaptasi Arsitektur Yunani. Kedua gaya tersebut disadari menjadi dasar dari arsitektur klasik. Namun, elemen sosial seperti kemakmuran, populasi yang besar dalam kota memaksa Romawi Kuno mencari arsitektur baru sebagai solusi dari masalahnya. Politik propaganda juga membuat bangunan-bangunan harus dibuat menarik seperti ruang publik. Romawi Kuno menggunakan lengkungan, dome, dan penemuan beton sebagai material pada bangunan publiknya. Bangunan juga banyak dipengaruhi oleh dorongan keagamaan seperti bangunan Pantheon. Salah satu bangunan yang cukup impresif adalah amphitheatres the Colosseum di Roma. Fungsinya sebagai tempat kontes Gladiator dan sarana berkumpul rakyat dan penguasa.
Bangsa Romawi Kuno sudah membuat berbagai macam inovasi bangunan seperti, permukiman, bangunan publik, mercu suar dan inovasi material. Inovasi material di era Romawi Kuno dimulai abad 1 BC dengan menemukan beton. Sehingga memungkinkan untuk merangkai struktur lengkung (arc) dan dome. Semua bangunan di abad Romawi Kuno ini dijabarkan oleh Vitruvius dalam tulisan pertamanya di abad 1 AD dalam bukunya De Architectura.
c. Medieval Architecture (arsitektur abad pertengahan)
Arsitektur eropa barat di era awal abad pertengahan dibagi atas era Early Christian (Awal Kristiani) dan Pre-Romanesque, termasuk Merovingian, Carolingian, dan Asturian.
Beberapa peninggalan arsitektur abad pertengahan yang masih bertahan umumnya adalah sebuah benteng. Istana dan benteng ini menunjukkan keberadaan bangunan non religius yang pernah ada di era arsitektur abad pertengahan. Di mana ciri bangunan tersebut memiliki jendela-jendela yang difungsikan sebagai tempat prajurit pemanah untuk menembak dari luar bangunan.
d. Gothic Architecture
Arsitektur Gothic adalah gaya arsitektur yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan. Dari sebuah evolusi dari Arsiktektur Romawi dan sangat berkembang di era Renaissance.
Gaya Gothic dimulai di Perancis abad ke 12 sampai 16 Masehi. Arsitektur Gothic dikenal sebagai periode “French Style”. Dimana karakteristik desainnya adalah adanya pointed arch, the ribbed vault, dan the flying buttress. Arsitektur Gothic umum dikenal dengan bangunan Cathedrals, abbeys, dan Parish Churces di Eropa. Selain itu juga terdapat banyak istana, kerajaan, town hall, universitas, dan bangunan pribadi.
Karakteristik yang paling tercermin membentuk arsitektur Gothic adalah Cathedrals dan Churches. Era Gothic sendiri kemudian berkembang menurut wilayahnya masing-masing. Seperti di Perancis, Inggris, Italia, Spanyol, Portugal, dan Polandia.
Bangunan di era arsitektur Gothic kemudian hancur ketika perang saudara pecah di Inggris. Sehingga di tahun 1663 sampai akhir abad 17 timbul pengembangan aru dari arsitektur Gothic di Inggris yang dinamakan Gothic Survival and Revival. Bukti keberadaan bangunannya bisa kita lihat di Oxford dan Cambridge.
e. Renaissance Architecture
Renaissance kerap kali disebut sebagai Italian Renaissance yang dimulai abad 15 masehi. Meski menurut beberapa pandangan perkembangan yang sama sudah ada di eropa sebelum abad 15 masehi. Era renaissance ini disebut juga “Early Modern”.
Pembangunan dari abad pertengahan lebih tertuju pada bagaimana geometri menjadi penghubung antara cahaya engan keberadaan material yang kemudian dikreasikan sebagai bangunan yang memiliki karakter eksistensi yang kuat. Hubungan ini yang kemudian menyadari manusia merepresentasikan khasanah baru ke dalam arsitektur Renaissance.
Renaissance juga menyebar ke Perancis akhir abad 15 masehi. Ketika Charles VIII kembali di tahun 1496. Gaya bangunannya bisa kita lirik pada Chateau d’Amboise yang sangat kental dengan gaya Renaissance.
Beberapa arsitek yang cukup dikenal seperti Philibert Delorme, Androuet du Cerceau, Giacomo Vignola dan Piere Lescot adalah sebagian dari arsitek yang menginspirasikan ide-ide baru di masa renaissance.
f. Baroque Architecture
Arsitektur Barok dimulai di awal abad 17 Masehi di Italia. Dengan paradigma berfikir dari era Romawi dengan campuran bahasa arsitektur dari era Renaisance, Barok mengekspresikan bangunan sebagai reformasi dari Renaissance itu sendiri. Pergerakan itu dipengaruhi oleh keberadaan paradigma agama di mana Catholic Church bereformasi merespon keberadaan Protestan.
Arsitektur Barok hadir sebagai manifesto dari reformasi agama. Barok ditemukan dari ekspresi secular dari bentuk istana, pertama di Perancis adalah Chateau de Maisons (1642).
Arsitektur Barok juga dihubung-hubungkan dengan Kolonialisme di Eropa. Di jaman itu dipegang oleh bangsa Spanyol dan Perancis karena ada pengaruh dari perang agama yang berlangsung di Perancis, Spanyol dan Belanda. Ini menyebabkan arsitektur Barok kemudian menyebar sampai di wilayah-wilayah Jajahan, seperti yang banyak terdapat di Spanyol.
Sama seperti arsitektur Gothic, arsitektur Barok juga tersebar di beberapa wilayah di Eropa seperti Spanyol, Italia, Perancis, Malta, Belanda, Belgia, Inggris ,Negara Scandinavia, Lithuania, Russia, Portugal dan Brazil.
VII. THE AGE OF ENLIGHTENMENT (1750 AD – 1900 AD)
Menjelajah waktu ke era yang dikenal juga dengan “the Age of Reason”. Era ini adalah peralihan dari era Klasik, di abad ini manusia sudah menemukan teknologi (penemuan) baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Penemuan ini kemudian mengembangkan arsitektur ke arah yang lebih inovatif lagi seperti penemuan listrik, mesin uap dan mesin lainnya. Pengaruh perkembangan ini akhirnya menciptakan teknologi baru dalam arsitektur, material dan olah struktur kemudian bersinergi dengan bahasa arsitektur baru.
Era ini ditandai oleh iklim politik dunia di mana revolusi Perancis (1789-1799) dan Revolusi Industri merubah peta desain dalam arsitektur di dunia. Perkembangan beberapa paradigma gaya dalam arsitektur pun mulai beranekaragam, karakter sudah dipengaruhi oleh ideologi setiap perancangnya. Beberapa yang terekam dari gaya yang berkembang di era ini antara lain:
• Regency architecture
• Neo-Classical architecture
• Greek Revival
• Neo-Gothic architecture
• Second Empire
• Neo-Byzantine architecture
• Neo-Romanesque architecture
• Jacobethan architecture
• Tudorbethan architecture
VIII. MODERN ARCHITECTURE (1900 AD – Sekarang)
Era ini adalah paradigma baru yang berkembang awal akhir abad 19 sampai pertengahan abad ke 20. Karakteristik bangunan yang berkembang era modern lebih bersifat fungsional dan simpel.
Sebenarnya perkembangan gaya modern merupakan pendobrakan dari perkembangan arsitektur era sebelumnya yang didominasi oleh ornamen yang eklektik.
a. Latar belakang arsitektur modern
Arsitektur modern merupakan sebuah gaya bangunan dengan karakterisitik yang bersifat umum, terutama dapat dicirikan dari penggunaan elemen yang simpel dari bentuk yang minim ornamen. Variasi gaya modern ditemukan awal abad 20 masehi. Awalnya arsitektur modern diadopsi oleh pengaruh banyak arsitek dan pendidik arsitektur, meski demikian “bangunan modern” sangat sedikit berhasil dibangun di awal abad 20 ini. Justru popularitasnya terangkat setelah Perang Dunia ke-2 dan menjadi salah satu gaya arsitektur yang dominan untuk bangunan institusi dan perusahaan dalam tiga dekade.
Beberapa ahli sejarah memandang adanya evolusi kearah arsitektur modern berawal dari permasalahan sosial, erat pula kaitannya antara proyek-proyek modernisasi dan dogma abad pencerahan (The Age of Enlightenment). Gaya modern dibangun, dalam opini diatas, sebagai penyelesaian masalah sosial dan revolusi politik.
Beberapa memandang arsitektur modern juga banyak dipengaruhi oleh penemuan teknologi dan ilmu keteknikan, pandangan itu cukup dibenarkan dilihat dari penggunaan material bangunan baru seperti besi, baja, beton, dan kaca yang akhirnya membuktikan penemuan baru teknik bangunan sebagai bagian dari revolusi industri.
Di tahun 1796, Shrewbury mill milik Charles Bage pertama kali didesain tahan api, bangunan ini menggunakan material besi dan bata serta batu pada lantainya. Kemudian di tahun 1830 Eaton Hodgkinson memperkenalkan potongan balok (section beam) pada bangunannya.
The Crystal Palace oleh Joseph Paxton adalah bangunan eksibisi termegah di tahun 1851 dengan menggunakan besi dan konstruksi kaca. Kemudian banyak lagi dibangun bangunan tinggi terbuat dari baja di Chicago sekitar 1890 oleh Willian Le Baron Jenney dan Louis Sullivan.
Struktur beton kemudian menjadi ekspresi arsitektur (tidak hanya sebagai stuktur yang fungsional) oleh Frank Lloyd Wright dengan Unity Temple dibangun tahun 1906 dekat kota Chicago.
Pakar sejarah lain menyebutkan bahwa modernisme adalah masalah selera, reaksi yang menyerang eklektik yang didominasi pada era Victorian dan Art Nouveau.
b. Tokoh dalam arsitektur modern
Apapun alasannya, sekitar tahun 1900 beberapa arsitek seluruh dunia mulai membangun sebuah solusi arsitektur baru, tujuannya untuk mengintegrasikan tanggapan tradisional dengan kemungkinan penggunaan teknologi baru. Karya dari Louis Sullivan dan Frank Lloyd Wright di Chicago, Victor Horta di Brussels, Antoni Gaudi di Barcelona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di Glasgow, dan beberapa lagi yang lahir sebagai pelopor era modern ini.
Organisasi utama yang mengubah seni, kerajinan dan modernisasi dimulai pada tahun 1920-an adalah Deutscher Werkbund (German Work Federation) sebuah asosiasi arsitek, desainer dan industrialis di Jerman. Ditemukan tahun 1907 di Munich atas bujukan dari Hermann Muthesius. Muthesius yang seorang penulis buku “The English House” pada tahun 1905, melakukan survey terhadap praktek gerakan dari seni dan kerajinan Di mana Werkbund menjadi sponsor dimulainya teknik industri massal. Awalnya organisasi ini diprakarsai dua belas arsitek dan dua belas firma bisnis.
Modernisme menjadi gaya arsitektur yang dominan, Di tahun 1920-an beberapa tokoh popular dalam Arsitektur modern sudah membuktikan reputasi keberadaannya. “The Big Three” yang dikenal adalah Le Corbusier dari Perancis, Ludwig Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Jerman, Mies van der Rohe dan Gropius adalah direktur Bauhaus, salah satu sekolah di Eropa yang peduli pada kerajinan tradisional dan teknologi industri.
Karir Frank Llyod Wright paralel dengan pengaruh Modernisme di Eropa, bisa dilihat dari Washmuth Portfolio (sebuah portfolio desain Frank Llyod Wright yang dibuat penulis Inggris), namun dia membantah dikategorikan dengan The Big Three.
Di tahun 1932 MOMA exhibition menjadi tonggak teridentifkasikanya perkembangan international style di dunia arsitektur. Ini dipelopori oleh Philip Johnson yang menjadi kurator berkolaborasi dengan Henry-Russell Hitchcock.
c. Arsitektur Modern menjadi International Style
Seiring Perang Dunia ke-2 terjadi perubahan penting dalam dunia arsitektur. Tokoh penting dalam Bauhaus masuk ke Chicago, Amerika Serikat. Kemudian arsitektur modern dikenal menjadi arsitektur International Style. Sebenarnya desain arsitektur modern tidak mendominasi gaya bangunan rumah tinggal, tapi pada bangunan institusi dan bangunan komersial, desain arsitektur modern sangat popular (1932-1984).
Arsitek era Internasional style ingin mendobrak idiom dengan tradisi arsitektur dengan desain simpel, dan tanpa ornamen. Rata-rata material yang digunakan adalah kaca pada fasad bangunannya, baja untuk mendukung eksterior, dan betom pada lantai dan interiornya; layout lantai sendiri dibuat sefungsional dan se-logik mungkin. Gaya ini kemudian jadi favorit desain gedung pencakar langit. Barangkali yang menjadi manifesto yang cukup terkenal antara lain United Nations headquarters (Le Corbusier, Oscar Niemeyer, Sir Howard Robertson), the Seagram Building (Ludwig Mies van der Rohe), and Lever House (Skidmore, Owing, and Merrill) yang semua berlokasi di New York, Untuk rumah tinggal contohnya adalah the Lovell House (Richard Neutra) di Los Angeles.
Karakteristik dari arsitektur modern:
• Menggunakan material sefungsional mungkin pada bangunan.
• Mengadopsi keindahan sebuah mesin.
• Menolak ornamenisasi
• Bentuk simple dan mengurangi detail yang tidak dibutuhkan.
• Mengadopsi ekspresi struktur
• Bentuk mengikuti fungsi
d. Art Deco
Populer ditengah gaya arsitektur modern, Art Deco hadir sebagai desain internasional sejak 1925 sampai 1939, dengan menggunakan seni dekorasi seperti pada arsitektur, interior desain, dan desain industri, serta visual art seperti dunia fashion, seni lukis, dan graphic arts dan film. Gerakan Art Deco ini banyak dipengaruhi oleh berbagai gaya di awal abad 20-an, termasuk Neoclassical, Constructivism, Cubsim, Modernism, Art Nouveau, dan Futurism. Elemen Art Deco dalam arsitektur menjelma ke beberapa bangunan sekitar tahun 1930 seperti Chrysler Building di New York (William Van Alen).
IX. POSTMODERN ARCHITECTURE (1960 AD – Sekarang)
Kritik dari International Style mengatakan bahwa gaya ini kaku, dan gaya persegi dan geometri tidak manusiawi. Le Corbusier menyatakan bangunan adalah “machines for living”, namun manusia bukan mesin, dan tidak ingin hidup dalam mesin. Kemudian Philip Johnson menyatakan “bored with the box” sejak awal 1980-an beberapa arsitek kemudian menghindari garis-garis lurus, dan kemudian kembali menuju desain yang lebih eklektik.
Antara pertengahan abad 20, beberapa arsitek mulai bereksperimen ke dalam bentuk-bentuk organik yang mereka rasa lebih manusiawi. Alvar Aalto dan Eero Saarinen adalah tokoh arsitek yang menjadi pelopor.
Meski masih dalam perdebatan kapan dan kenapa perkembangan modernisme dimulai, kritik terhadap arsitektur modern dimulai pada tahun 1960-an. Siegfried Giedion di tahun 1961 mengeluarkan buku Space, Time, and Architecture yang kemudian menjadi awal diskusi perdebatan terhadap kritik dari arsitektur modern. Kebangkitan postmodern kemudian diprakarsai oleh: Walter Gropius, Pietro Belluscho, dan Emery Roth & Sons. Keindahan dari postmodern ini kemudian berkembang sampai pertengahan 1990 dengan sebutan neo-modern architecture.
Arsitektur Postmodern adalah pengembangan International Style yang dimulai sejak awal 1950-an, kemudian mempengaruhi gaya arsitektur sampai hari ini. Arsitektur postmodern mulai menggunakan ornamen sebagai respon dari formalitas international style dari arsitektur modern. Transisi dari arsitektur modern menuju arsitektur postmodern dibuktikan dari karya Michael graves, Portland Building di Portland, Sony Building (AT&T) karya Philip Johnson di New York.
Arsitektur postmodern juga disebut sebagai “neo-eclectic”, di mana ornamen pada fasad mendominasi dan menggantikan gaya modern yang minim ornamen.
Postmodern masuk ke Amerika sekitar tahun 1960-1970-an dan menyebar kemudian ke Benua Eropa. Tokoh postmodern yang cukup dikenal adalah Robert Venturi. Dengan bukunya, Complexity and Contradiction in Architecture (1966), kemudian buku ini menjadi instrumen perubahan dalam era postmodern. Venturi juga mengkritik pernyataan Mies van der Rohe “Less is more” dengan kalimat “Less is bore”.
Karakteristik bangunan postmodern bisa dilacak dari ekspresi pada bangunannnya. Karakter itu tercipta dari bentuk-bentuk skulptur, ornamen anthropomorphism dan materialnya.
Beberapa tokoh arsitek di era postmodern antara lain: Ricardo Bofill, John Burgee, Terry Farrell, Michael Graves, Helmut Jahn, Jon Jerde, Philip Johnson, Ricardo Legorreta, Charles Willard Moore, William Pereira, Cesar Pelli, Antoine Predock, Robert A.M. Stern, James Stirling, Robert Venturi, dan Peter Eisenman.
Ekspresi arsitektur era postmodern berkembang kemudian lewat beberapa pendekatan di beberapa wilayah dan dipopulerkan oleh beberapa tokoh arsitek. Seperti Ekspresionis Arsitektur, Googie architecture di Amerika, Arsitektur Dekonstruksi yang popular oleh Frank O. Gehry, Zaha Hadid, dan Peter Einsenman, dan Green Architecture yang sekarang kini menjadi isu utama di awal abad 21.
a. Googie Architecture (1940-an)
Arsitektur Googie adalah subdivisi dari arsitektur futuristic, dipengaruhi oleh budaya Space Age dan Atomix Age, berasal dari California Selatan, Amerika akhir 1940-an hingga pertengahan 1960-an. Model bangunan dominan dengan gaya Googie adalah motel, kedai kopi, dan bowling alleys.
Karakteristik bangunan Googie dapat dikenali dari bentuk atap yang melengkung, kurva, geometri, dan menggunakan material kaca, baja, dan neon. Googie juga mengadaptasi desain seperti bumerang, kapal ruang angkasa, dan parabola.
b. Arsitektur Dekonstruksi (1940-an)
Arsitektur dekonstruksi adalah pengembangan dari arsitektur postmodern yang dimulai akhir 1980-an. Karakter bangunan adalah proses pemecahan dari ide-ide baru dalam memanipulasi struktur permukaan kulit bangunan menjadi bentuk-bentuk distorsi dan tidak teratur dari beberapa elemen arsitektur. Bentuk penyelesaian visual bangunan ini yang kemudian diklaim sebagai gaya dekonstruksi dengan memberikan bentuk yang tidak terduga dan kacau.
Event yang menjadi sejarah dimulainya dekonstruksi pada tahun 1982 di Parc de la Villet architectural design Competition, Museum of Modern Arts 1988 di New York oleh Philip Johnson dan Mark Wigley, dan dibukanya Wexner Center of Arts di Columbus karya Peter Einsenman. Kemudian Pa meran di New York yang memperkenalkan karya beberapa arsitek seperti Frank Gehry, Daniel Libenskind, Rem Koolhaas, Peter Eisenman, Zaha Hadid, Coop Himmelb(l)au, dan Bernard Tschumi.
Dekonstruksi menjadi sebuah penolakan dari arsitektur modern yang memberikan “peraturan” seperti “form follow function”, “purity of form”, dan “truth to materials”.
c. Arsitektur Berkelanjutan (Green Architecture)
Dunia arsitektur akhir abad 20 ini kini dihadapkan pada suatu isu baru. Krisis energi karena sumber daya alam yang dieksploitasi sejak era industrialisasi dunia kini mulai terasa gejalanya. Perubahan iklim, pemanasan global, dan bencana lainnya menjadi dampak dari krisis energi dan perusakan lingkungan. Jelas sekali dunia konstruksi menjadi salah satu penyebabnya. Sepertinya pernyataan tentang isu berkelanjutan melalui konferensi internasional yang menghasilkan pernyataan:
“… Sustainable development is development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs…” (Bruntdland report, 1987)
Kini menjadi keharusan karena tekanan keadaan. paradigma berasitektur mempengaruhi gaya bangunan yang berkembang di awal abad 21 ini. Arsitek yang peduli akan isu ini kemudian bermunculan memberikan pemikiran mereka lewat beberapa karya seperti, Norman Foster, Renzo Piano, dan Ken Yeang.
Akhirnya Green Architecture tidak bisa diperdebatkan, gaya ini bukan sebuah busana pada arsitektur melainkan sebuah kesadaran akan pengaruh arsitektur terhadap dampak yang ditimbulkan dari perubahan yang dibuat arsitek terhadap alam dan lingkungan.
X. KESIMPULAN
Arsitektur adalah bukti sejarah peradaban manusia. Arsitektur juga menjadi cermin revolusi dari pemikiran-pemikiran dalam mencipta ruang hidup dan tata laku manusia dari masa ke masa. Bangunan hasil karya cipta manusia mengiringi perubahan ideologi dari era mitos sampai era teknologi.
Gaya arsitektur dipengaruhi oleh keadaan sosial dan politik bahkan kondisi budaya wilayah setempat. Seiring dengan penemuan dan perkembangan teknologi gaya arsitektur kemudian mengacu pada aspek-aspek yang bersifat inovasi. Bentuk pertentangan terhadap ideologi desain lama kemudian dating pemikiran terhadap gaya baru dalam arsitektur dan begitu seterusnya.
Paper ini akhirnya memberikan gambaran bagaimana arsitektur berperan bagi sejarah manusia. Bagaimana arsitektur berpengaruh terhadap kemegahan suatu masa. Gaya yang terus berkembang akhirnya memberikan kesimpulan pada akhir pencarian arsitektur itu sendiri. Kembali menghargai alam. Arsitektur harus berkelanjutan, tidak sekedar gaya, tidak sekedar busana, arsitektur harus bicara terhadap masa depannya mendatang, setahun lagi, sepuluh tahun lagi, seabad lagi, bahkan sampai akhir peradaban manusia di bumi. Ini tugas kita, arsitek.
No Comments yet!